Minggu, 25 Mei 2008

Harga Beras dan Minyak Goreng Naik

TEGAL, MINGGU - Harga beras dan minyak goreng di Kota Tegal kembali naik, menyusul kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Hal itu menyebabkan lesunya penjualan. Sejumlah pedagang mengaku terbebani dengan kondisi tersebut, sebab mereka harus menambah modal usaha agar volume dagangan tidak berkurang.

Mahrudi (30), pedagang beras di Pasar Induk Beras Martoloyo, Kota Tegal, Minggu (25/5) mengatakan, harga beras kembali naik Rp 200 per kilogram dalam dua hari terakhir. Harga beras C4 kualitas bagus naik dari Rp 4.900 menjadi Rp 5.100 per kilogram, sedangkan beras C4 kualitas sedang naik dari Rp 4.600 menjadi Rp 4.800 per kilogram.

Menurut dia, kenaikan harga beras lebih disebabkan naiknya harga BBM. "Biaya angkut beras juga naik sekitar 30 persen. Sebelumnya biaya truk untuk mengangkut satu kilogram beras hanya Rp 100, tetapi sekarang menjadi Rp 130 per kilogram," ujarnya.

Hingga saat ini, pasokan beras masih lancar. Petani di sejumlah daerah sudah mulai panen, seperti di Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Brebes, di Kecamatan Wangon, Banyumas, dan di Grobogan.

Akibat naiknya harga beras, permintaan beras dari pasar lokal turun hingga mencapai 60 persen. Permintaan dari luar daerah, seperti Jakarta dan Indramayu relatif masih stabil.

Mahrudi mengatakan, hingga bulan Agustus, diperkirakan harga beras tidak akan naik. Pasalnya, pasokan beras meningkat, seiring berlangsungnya panen pada musim tanam kedua. Namun setelah bulan tersebut, harga beras diperkirakan akan kembali naik.

Saat itu, pedagang beras akan berlomba-lomba menyerap beras di pasaran, untuk persediaan selama musim paceklik. "Selama ini, tren harga beras akan mengikuti harga premium, sehingga diperkirakan harga beras akan mencapai angka Rp 6.000 per kilogram pada saat itu," ujar Mahrudi.

Hanifah (32), pedagang sembako di Pasar Pagi Kota Tegal mengatakan, dalam dua hari terakhir, harga minyak goreng naik Rp 500 per kilogram. Saat ini, harga minyak goreng curah kualitas pertama mencapai Rp 15.500 per kilogram, sedangkan harga minyak goreng curah kualitas kedua Rp 11.500 per kilogram.

Selain membebani konsumen, kenaikan harga tersebut juga membebani pedagang. Ia harus menambah modal, agar volume usahanya tidak berkurang. Padahal, keuntungan yang diperoleh tetap, bahkan cenderung turun.

Pasalnya, upah buruh angkut yang biasa membawakan barang juga naik dari Rp 1.000 menjadi Rp 1.500 per orang per angkut. Penjualannya juga turun, akibat menurunnya daya beli masyarakat.

Menurut dia, hingga saat ini harga bahan kebutuhan lain, seperti gula pasir dan telur masih stabil. Meskipun demikian, pedagang mulai bersiap menghadapi kenaikan harga barang kemasan. Sejumlah distributor barang kemasan, seperti sabun dan mie instan sudah memberi tahu bahwa harga produk mereka akan kembali naik awal bulan depan.

Tidak ada komentar: