Minggu, 25 Mei 2008

China Berupaya Optimis di Tengah Ketidakpastian Gempa


YINGXIU, MINGGU - Jumlah korban tewas akibat guncangan gempa bumi China 2 pekan lalu diperkirakan terus bertambah dan menembus angka 80.000 jiwa. Perkiraan itu merupakan isyarat dari semakin surutnya harapan pemerintah China menemukan kembali korban selamat menyusul terjadinya gempa berkekuatan 7,9 skala Richter pada 12 Mei lalu.

Namun, tim SAR telah dikerahkan ke 3 wilayah pertambangan untuk menyelamatkan 24 pekerja tambang batubara yang terjebak di lokasi kerja mereka sejak berlangsungnya gempa bumi. "Pada peristiwa sebelumnya, kami pernah menemukan seorang penambang yang masih bertahan hidup setelah terjebak di dalam wilayah pertambangan selama 21 hari," kata Wang Dexue, deputi ketua departemen keselamatan kerja China dalam keterangan pers di Beijing.

"Kami melaksanakan tugas penyelamatan dengan asumsi bahwa para penambang tersebut masih hidup. Kami tidak akan menyerah," kata Wang. Wang tidak menyebutkan secara lebih rinci keterangan soal penambang.

Standar keamanan di lokasi pertambangan China merupakan yang terburuk di dunia. Kecelakaan kerja seperti ledakan hingga banjir di lokasi pertambangan China telah menewaskan hampir 3.800 orang tahun lalu.

Sekjen PBB Ban Ki-moon telah meninjau langsung dengan menumpangi helikopter untuk melihat salah satu kota yang terkena dampak terburuk bencana gempa bumi, Yingxiu, Sabtu (24/5). Dari tinjauan singkatnya itu, Ban Ki-moon menyaksikan sejumlah kerusakan materi yang ditimbulkan oleh guncangan gempa, termasuk beberapa wilayah yang tersapu longsor.

Sabtu kemarin, kabinet pemerintah China menerangkan bencana gempa bumi telah mengakibatkan 60.560 orang tewas. Sementara 26.221 orang belum diketahui nasibnya setelah berlangsung gempa terburuk dalam 3 dasawarsa tersebut. Mengingat masih banyak korban yang belum diketahui nasibnya, Perdana Menteri China Wen Jiabao memperkirakan jumlah korban tewas akan terus bertambah.

Tidak ada komentar: